Kolaborasi Provinsi dan Kota, Satpol PP Amankan PKL yang Berjualan di Fasilitas Umum

Infobenua.com, Samarinda — Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Samarinda kembali melakukan penertiban pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di fasilitas umum pada Selasa sore (14/10/2025).

Penertiban difokuskan di tiga lokasi, yaitu Jalan KH Samanhudi, Jalan Slamet Riyadi depan Islamic Center, dan Jalan Cendana belakang Islamic Center.

Dari operasi tersebut, enam lapak pedagang berhasil diamankan. Satu lapak di Jalan KH Samanhudi, empat lapak di Jalan Slamet Riyadi, dan satu lapak di Jalan Cendana. Penertiban ini dilakukan berdasarkan laporan masyarakat dan pemantauan petugas terkait pelanggaran ketertiban umum.

Kepala Satpol PP Samarinda, Anis Siswantini, menjelaskan bahwa operasi ini merupakan bagian dari penertiban terencana terhadap pedagang yang telah lama menjadi target karena beberapa di antaranya dinilai tidak menghargai petugas saat bertugas.

“Hari ini kita penertiban yang memang selama ini sudah kita targetkan. Beberapa kali anggota kami di lapangan diancam dan tidak dihargai. Bahkan barang bukti yang pernah kami amankan juga sempat dipermasalahkan.” ucapnya.

Lokasi utama penertiban berada di Jalan Slamet Riyadi depan Islamic Center, di mana empat lapak diamankan. Selain itu, penertiban juga menyasar penjual ponsel dan jam tangan di eks Wisma Citra Jalan KH Samanhudi, serta pedagang jajanan di kawasan belakang Islamic Center. Anis menambahkan,

“Tadi kita juga mengamankan dua penjual es cendol, satu penjual tahu gunting, satu penjual pentol, dan satu penjual opak di pinggir jalan.” tuturnya.

Ia juga menyampaikan bahwa operasi kali ini melibatkan kolaborasi dengan Satpol PP Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). Dalam kegiatan tersebut, satu pelanggar Peraturan Daerah (Perda) turut diamankan dan dibawa ke Polresta Samarinda untuk diproses lebih lanjut.

“Saya senang karena ini memberikan efek jera. Kasihan anggota kami yang setiap hari bertugas 24 jam, sering mendapat ancaman di lapangan.” katanya.

Lebih lanjut, Anis menekankan bahwa penertiban bukan berarti menolak aktivitas ekonomi masyarakat, melainkan untuk menegakkan aturan dan menjaga ketertiban di ruang publik.

“Satpol PP tidak pernah melarang orang berusaha, tapi berusahalah di tempat yang benar. Kami ingin UMKM tetap berjalan, tapi jangan sampai melanggar Perda dengan berjualan di atas fasilitas umum.” tuturnya.

Seluruh tindakan yang dilakukan petugas, tegas Anis, selalu berdasarkan aturan dan bukan dilandasi emosi pribadi. Ia berharap masyarakat memahami peran Satpol PP sebagai penegak Perda, bukan musuh masyarakat.

“Kami bekerja tidak dengan hati, tapi dengan regulasi. Kalau pakai hati, kami tidak bisa menegakkan aturan,” jelasnya.

Anis juga mengungkapkan bahwa selama beberapa penertiban sebelumnya, petugas kerap menghadapi perlakuan tidak pantas. Beberapa anggota bahkan sempat diancam dengan besi, dilempari batu, hingga senjata tajam jenis mandau.

“Kali ini kami benar-benar targetkan sasaran karena sebelumnya petugas kami diancam bahkan dilempari batu. Saya tidak bisa diam melihat anggota saya diperlakukan seperti itu.” tegasnya.

Penertiban ini menjadi bukti keseriusan Satpol PP Samarinda dalam menegakkan Perda tentang ketertiban umum. Patroli dan monitoring akan terus dilakukan, baik secara rutin maupun melalui operasi terencana, untuk memastikan ketertiban di ruang publik tetap terjaga.

“Kami akan terus patroli dan memonitor. Ini bukan sekadar rutinitas, tapi strategi menjaga Samarinda agar tetap tertib dan nyaman bagi semua.” tandasnya.

Penulis : Nurfa | Editor: Eka Mandiri